Nasehat Berumah Tangga


ASSALAMU’ ALAIKUM WAROHMATULLOHIWABAROKAATUH WARIDHWANUH WAMAGHFIRUH.
Untukmu yang ingin menikah (nasehat advanced berumah tangga)

الحمدلله رب العالمين و الصلاة والسلام على سيدنا محمد و على آله و صحبه و من تابعهم بإحسان إلى يوم الدين

Bagi yang berniat menikah apalagi yang akan menikah harus banyak-banyak membuat persiapan terutama persiapan agama. Karena menikah adalah sebuah ibadah, dan sebuah ibadah harus dilakukan dengan profesional, dilakukan by designed bukan by accident. Perancangan pernikahan yg ideal bukanlah perencanaan utk mendapatkan pasangan yg ideal menurut kaca mata kita, tetapi perancangan pernikahan ideal itu adalah perancangan yg sesuai dengan sunnah dan garis-garis yang telah ditetapkan ALLAH ta’ala.
Secara umum, nabi mengajarkan utk memilih calon suami atau istri dengan empat kriteria. Berikut hadits lengkapnya:

(تَنكِح المرأةُ لأربعٍ لمالها ولحَسَبِها ولجمالها ولدبنها فاظفر بذات الدين تريبت يداك. (صحيحين

Nikahilah perempuan dengan empat alasan, (1) karena hartanya, (2) keluarga/nasab keturunananya, (3) karena kecantikannya, (4) karena dien-nya (pemahaman dan pengamalan agama pada dirinya), maka pilihlah yang baik dien-nya…” (HR Bukhori Muslim)

Nasehat yang diberikan Nabi ini bersifat umum, namun yg menarik disini adalah ditekankan oleh Rasulullah utk memilih calon pasangan yang baik ‘dien’ nya. Kita jelas tidak berbicara nikah beda agama karena dalam fiqh islam, pernikahan yg sah jelas adalah yang se-agama atau sama-sama muslim.

Hadits ini menggunakan kata ‘dien’ bermakna sebuah penekanan bahwa dien itu adalah pemahaman islam (tsaqafah islamiyah) dan pengamalannya sehari-hari. Intinya, yang menjadi sunnah dan kriteria UTAMA dari Nabi adalah realita seseorang itu mengamalkan islam sehari-hari.. subhanallah.

Cara seseorang beragama atau ‘dien’ akan memberkahi 3 faktor yang lainnya yaitu fakto mal (harta), nasab, dan kecantikan. Jika ada ‘dien’ maka hartanya akan berkah, nasabnya akan terpelihara, dan kecantikannya akan menjadi faedah bukan menjadi fitnah. Karena dalam hadits lain, Nabi justru mewanti-wanti tiga faktor ini. Lengkapnya:

عن عبدالله بن عمرو قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا تزوجوا النساء بحُسنِهن فعسى حُسنهنّ أن يُردِيَهنّ ولا تزوجوا لأموالهنّ فعسى أموالهن أن تُطْغِيهنّ , ولكن تزوجوا هنّ على الدين والأمَةُ خَرْماءُ سَوداء ذاتُ الدين أفضَل

Jangan kalian menikahi para wanita karena (faktor) kecantikannya. Bisa jadi kecantikannya menjatuhkan wanita-wanita itu dalam keangkuhan diri dan kesombongan. Dan jangan kalian menikahi para wanita karena harta mereka, bisa jadi harta mereka akan menjatuhkan mereka dalam perbuatan maksiat dan keburukan lainnya. Tetapi nikahilah para wanita karena (faktor) ‘dien’-nya. Sungguh budak perempuan yang sebagian hidungnya terpotong dan telinganya sobek, berkulit hitam (tetapi) memiliki ‘dien’ adalah lebih utama (lebih afdhal)..”

Jika kita seorang pejuang agama/aktivis da’wah, maka selayaknya kita berfikir sedikit lebih ‘advanced’. Saya lebih suka berpendapat seperti ini..

Nikahilah seorang wanita bukan karena cantiknya, hartanya, nasabnya, atau karena –dien-nya. Tapi nikahilah wanita sehingga bertambahlah kecantikannya, bertambah berkah hartanya, menjadi mulia nasabnya, dan bertambah bagus agamanya sebab engkau nikahi..”

Memilih kriteria yang baik seperti dia sholehah apa tidak, dia kaya atau tidak, dia dari keluarga baik-baik tau tidak, itu boleh2 saja, namun perlu diketahui bahwasanya status muslim seseorang mugkin tidak akan hilang, akan tetapi ‘dien’ seseorang mungkin saja berubah-ubah menurut hitungan waktu dan pengaruh lingkungan. Karena sunnatullah iman itu naik dan turun, bahkan keluar masuk setiap hari. Nah, usaha utk menjadikan semakin baik-nya dien pasangan kita adalah sebuah visi yang saya katakan lebih ‘advanced’.

Kita juga tidak bisa bohong, kita ingin mendapatkan suami atau istri sholeh/shalehah akan tetapi kita harus bercermin, siapa diri kita? Apa kita yg banyak dosa ini merasa sudah menjadi lelaki atau wanita yg baik-baik? Bukan utk under-estimate kpd diri sendiri, namun kita jgn merasa sudah di puncak keshalihan dan layak mendapatkan pasangan yg baik-baik.

Jika kita terpaku kepada 4 kriteria tanpa ada usaha utk melejitkan potensi ‘dien’ calon pasangan, maka pasti dan pasti kita akan kecewa sesampai di rumah tangga. Tidak akan ada sinergis dan saling mengisi karena keduanya sudah merasa sholeh atau shalehah. Sedangkan tujuan dari rumah tangga itu adalah bersinergi dalam kebaikan dan taqwa. Oke, berarti boleh pasang azzam dan niat yg lurus utk menikah yaitu utk melengkapi separuh dari agama (dien) pada diri kita. Bukan utk mencari pasangan yg sempurna tapi utk membuat kesiapan yg sempurna utk menerima siapa saja yang ALLAH takdirkan bersama kita.

wallahu a’lam

صلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وسلم

By : Badrun Al-Buchori